Belajar adalah suatu
proses yang harus dan dituntut tetap ada dalam diri setiap manusia. Dengan belajar, manusia akan menjadi lebih baik, tidak terjebak
pada kesalahan/ kegagalan yang sama, cerdas, bijaksana, adil, taat kepada Allah
SWT.
Sebagai suatu prases yang tidak boleh berhenti, belajar seharusnya dilakukan setiap waktu, di setiap tempat dan kesempatan. Sedangkan formalitasnya dilakukan di sekolah, sebagai rangkaian kegiatan
belajar yang dilembagakan dalam rangka membentuk konsep manusia seutuhnya. Ironisnya, belajar, meskipun merupakan bagian yang tidak bisa
ditawar-tawar dalam kehidupan manusia, seringkali menjadi kegiatan yang tidak menarik perhatian. Rasa malas dan rendahnya motivasi menjadi fenornena umum. Implikasinya, prestasi siswa pun menurun.
Tak berhenti di situ, keengganan serta rasa malas itu juga dapat menjalar pada sikap-sikap negatif lainnya, misalnya tawuran,
pergaulan bebas. penyalahgunaan narkoba, dan seba-gainya. Hal ini terjadi karena
anak yang tidak tertarik belajar. itu mengalihkan rasa
ketertarikannya pada nal lam yang lebih menari-tang dan menarik bagi mereka. Kalau sudah begini, guru dan orangtua baru tersentak dan segera mencari
solusi. Berbagai teori, kiat, maupun nasibat diingat
kembali. Takjarangusaha-usaha yang mereka lakukar itu gagal
atau berhasil sementara, karena mengubah perilaku tak sernudah membaiik telapak
tangan.
Berbagai teori yang diperuntukkan bagi peningkatan motivasi dan semangat belajar tak lagi kuasa menunjukkan kekuatannya, karena hanya
dirnunculkan, didiskusikan, dan diharapkan akan diterapkan. Penerapan inilah
yang sulit dibahasakan pada praktik belajar
sehari-hari.
Kemalasan belajar sebenarnya muncul dari kata belajar itu sendiri. Dalam
masyarakat kita, makna belajar tereduksi menjadi hanya berupa
aktivitas didalam kelas, harus ada buku, guru, dan siswa, serta ada target-target yang harus dikuasai. Dengan pemahaman ini, maka
kata belajar menjadi sangat membosankan. Yang dimunculkan
bukan motivasi internal, tapi malah motivasi eksternal.
Pemahaman Islam mengenai belajar, sangatlah berorientasi pada motivasi
internal. Dalam beberapa badis disebutkan bahwa manusia ditekankan untuk
menuntut ilmu dari buaian sampai liang lahat. Pemahaman ini kemudian dijadikan
konsep untuk menggiatkan belajar seumur hidup (long live education). Surat Al
Mujadilah [58] ayat 11 mengungkapkan, "Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman dan berilmu sebanyak beberapa derajat."
Mengapa seorang Muslim mau belajar seumur hidup? Motivasi belajar dalam
Islam bukanlah untuk mencari pekerjaan. Dalam Islam, belajar itu ibadab atau
sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Karena bagian dari
ibadah, maka umat Islam harus melakukannya sepanjang hidup. Jika motivasi belajar
adalah untuk mendapatkan pekerjaan, maka pembodohan terhadap pemahaman belajar
sudah sangat membahayakan. Orang
yang sudah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan tujuannya, tidak mau lagi belajar.
0 komentar:
Posting Komentar